Wisata Sejarah : Batu Basurek
Batu Basurek
merupakan salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kawasan
Batusangkar Sumatera Barat. Batu ini diyakini berasal dari zaman
Kerajaan terdahulu dan sudah berumur 6 abad lebih. Batu Basurek
menggunakan tulisan jawa kuno dan ditulis dalam bahasa Sansakerta.
Prasasti Kerajaan Pagaruyung
Objek wisata sejarah ini terletak di Desa Kubu Rajo, Nagari Lima Kaum, Batusangkar. Batu ini terletak di atas makam Raja Adityawarman dengan tulisan kuno. Lebar batu basurek yaitu 25 cm dengan tinggi 8 cm, ketebalan 10 cm dan berat 50 kg. Batu ini pertama kali ditemukan oleh seorang pakar sejarah dari Belanda bernama P. H. Van Hengst pada tanggal 16 Desember 1880. Usia batu Basurek kini sudah mencapai 650 tahun lebih.
Secara harfiah, Batu Basurek berarti Batu bertulisan. Jadi, Batu Basurek dapat berarti batu yang memiliki tulisan dan menyampaikan suatu pesan tertentu. Tulisan yang terdapat dalam batu tersebut diartikan sebagai berikut: “Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra."
Sejarah Batu Basurek
Batu Basurek adalah salah satu peninggalan sejarah, yang membuktikan keberadaan dan kejayaan Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat di masa lalu. Adityawarman adalah anak dari Dara Jingga, yang berasal dari daerah Dharmsraya, di tepi Sungai Batang Hari Jambi. Namun, saat ini Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Ayah Dara Jingga masih kerabat dekat Kerajaan Singosari.
Tidak diketahui pasti kapan dan siapa yang menulis pesan di atas batu ini. Namun, ada yang memperkirakan bahwa batu ini ditulis sekitar tahun 1347. Prasasti ini semakin memperkuat bukti keberadaan dan kekuasan Adityawarman di Batu Sangkar.
Namun, prasasti ini tidak memberikan informasi yang jelas mengenai cakupan wilayah kekuayaan Adityawarman pada masa itu, apakah hanya sebatas di Bantusangkar atau mencakup seluruh wilayah Minangkabau. Namun, jika dirunut secara lebih rinci, raja-raja adat yang ada di hampir seluruh wilayah Propinsi Sumatera Barat masih memiliki garis keturunan dari raja-raja Pagaruyung.
Prasasti Kerajaan Pagaruyung
Objek wisata sejarah ini terletak di Desa Kubu Rajo, Nagari Lima Kaum, Batusangkar. Batu ini terletak di atas makam Raja Adityawarman dengan tulisan kuno. Lebar batu basurek yaitu 25 cm dengan tinggi 8 cm, ketebalan 10 cm dan berat 50 kg. Batu ini pertama kali ditemukan oleh seorang pakar sejarah dari Belanda bernama P. H. Van Hengst pada tanggal 16 Desember 1880. Usia batu Basurek kini sudah mencapai 650 tahun lebih.
Secara harfiah, Batu Basurek berarti Batu bertulisan. Jadi, Batu Basurek dapat berarti batu yang memiliki tulisan dan menyampaikan suatu pesan tertentu. Tulisan yang terdapat dalam batu tersebut diartikan sebagai berikut: “Adityawarman maju perkasa, ia penguasa Kanakamedinindra atau Suwarnadwipa (Sumatera atau Tanah Emas). Ayahnya Adwayawarman. Dia keluarga Indra."
Sejarah Batu Basurek
Batu Basurek adalah salah satu peninggalan sejarah, yang membuktikan keberadaan dan kejayaan Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat di masa lalu. Adityawarman adalah anak dari Dara Jingga, yang berasal dari daerah Dharmsraya, di tepi Sungai Batang Hari Jambi. Namun, saat ini Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Ayah Dara Jingga masih kerabat dekat Kerajaan Singosari.
Tidak diketahui pasti kapan dan siapa yang menulis pesan di atas batu ini. Namun, ada yang memperkirakan bahwa batu ini ditulis sekitar tahun 1347. Prasasti ini semakin memperkuat bukti keberadaan dan kekuasan Adityawarman di Batu Sangkar.
Namun, prasasti ini tidak memberikan informasi yang jelas mengenai cakupan wilayah kekuayaan Adityawarman pada masa itu, apakah hanya sebatas di Bantusangkar atau mencakup seluruh wilayah Minangkabau. Namun, jika dirunut secara lebih rinci, raja-raja adat yang ada di hampir seluruh wilayah Propinsi Sumatera Barat masih memiliki garis keturunan dari raja-raja Pagaruyung.
Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa Adityawarman memang menguasai wilayah Minangkabau secara umum.
Apapun kontroversi di balik kekuasaan Adityawarman, objek wisata cagar budaya Batu Basurek semakin memperkaya pengetahuan kita tentang kajayaan Kerajaan Minangkabau di masa lalu. Anda bisa mengunjungi situs cagar budaya ini dalam satu rangkaian kunjungan ke Istano Basa Pagaruyung karena lokasinya berdekatan. (pelangiholiday.com)