Tuesday 17 March 2015

Wisata Sejarah Istana Pagaruyung, Batusangkar


Istana Basa atau lebih dikenal dengan istana Pagaruyung terletak di Pagaruyung di dekat kota Batusangkar, ibu kota kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat, khusunya Kabupaten Tanah Datar. Istana Pagaruyung yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istana Pagaruyung asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Proses pembangunan kembali  Istana Pagaruyung dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.

Pada tanggal 27 Februari 2007,  istana Pagaruyung mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan.. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari  Istana Pagaruyung.

Sementara itu, biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp 20 miliar.  Istana Pagaruyung Pagaruyung yang dibangun kembali tahun 1976 merupakan duplikat bangunan Istano Rajo Alam Minangkabau yang dibakar Belanda tahun  1804. Bangunan ini terdiri dari 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai.  Objek wisata ini dilengkapi dengan surau, tabuah  Rangkiang Patah Sambilan,  serta fisik bangunan  Istana Pagaruyung dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukiran  mempunyai falsafah, sejarah dan budaya Minangkabau.

English Version :

Palace Basa or better known as the  Palace Pagaruyung located in Pagaruyung, Batusangkar city, the capital of Tanah Datar, West Sumatra. This palace is famous cultural attractions in West Sumatra, especially Tanah Datar. The Palace Pagaruyung that stands today is actually a replica of the original. The original palace Pagaruyung  situated on Bukit Batu Patah and burned down in a bloody riot in 1804. The palace was set back, but back then burned in 1966. The process of rebuilding the Palace Pagaruyung done by laying an old stump (main mast) on December 27, 1976 by the Governor of West Sumatra, Harun Zain. The new building is not established in the old palace site, but at a new location in the south. In the late 1970s, the palace has been able to be visited by the public.

On 27 February 2007, the palace Pagaruyung suffered severe fire due to lightning strikes peak of the palace. As a result, three-level building was destroyed by fire. Also partially burned documents and only about 15 percent of valuables are safe. Goods that escaped from the fire is now stored in the Central Antiquities Tanah Datar. Pagaruyung Kingdom own treasures stored in Istano Silinduang Months, 2 kilometers from the Palace Pagaruyung.

Meanwhile, the cost of the re-establishment of this palace is estimated at more than USD 20 billion. Pagaruyung palace which was built back in 1976 is a duplicate  palace of Alam Rajo Minagkabau  building burned in the Netherlands in 1804. The building consists of 11 gonjong, 72 milestones and 3 floors. This attraction is equipped with a mosque, Tabuah Rangkiang Patah Samilan, as well as building physical Pagaruyung Palace equipped with a variety of carvings that every shape and color engraving has the philosophy, history and culture of Minangkabau.
Copyright © 2015 Wisata, Kuliner dan Budaya Sumatera Barat